Senin, 13 Juli 2009

La Toya: Michael Jackson "Dibunuh"

AP PHOTO
La Toya Jackson

Senin, 13 Juli 2009 | 04:24 WIB

London, Minggu - La Toya Jackson (53), saudari mendiang Raja Musik Pop, Michael Jackson, menuding bahwa saudaranya dibunuh oleh sekumpulan pengikut yang tamak. La Toya mengungkapkan soal kematian adiknya dan masa-masa sesudahnya kepada surat kabar Inggris, The Mail, dan mingguan News of the World, Minggu (12/7).

”Saya yakin Michael dibunuh. Saya merasakannya sejak awal,” ujar La Toya.

”Tak hanya satu orang yang terlibat, tetapi lebih pada persekongkolan orang-orang. Dia dikelilingi lingkaran (orang-orang) jahat,” katanya.

Michael, lanjut La Toya, adalah orang yang lembut hati, pendiam, dan amat penyayang sehingga orang-orang mengambil keuntungan darinya.

”Kurang dari satu bulan yang lalu saya mengatakan bahwa Michael akan meninggal sebelum pertunjukannya di London karena dia dikelilingi orang-orang yang tidak memiliki ketertarikan yang sama di hati mereka,” tuturnya.

La Toya mengatakan, dialah yang meminta dilakukan otopsi privat terhadap jenazah Jackson. Otopsi pertama oleh kantor koroner Los Angeles belum bisa mengungkap penyebab kematian Raja Musik Pop itu pada 25 Juni lalu.

”Michael berharga lebih dari satu miliar dollar AS. Saat seseorang berharga sebanyak itu, selalu ada orang tamak di sekelilingnya,” kata La Toya.

”Saya bilang kepada keluarga saya bulan lalu, ´Dia (Michael) tidak akan pernah sampai di London´. Dia lebih berharga saat mati daripada hidup,” lanjutnya.

Bayang-bayang

La Toya menuduh sebuah kelompok ”bayang-bayang” yang memutus saudaranya itu dari keluarga dan teman-temannya dan memaksa dia untuk menggelar 50 konser kembalinya sang bintang bertajuk ”This Is It” di O2 Arena di London. Konser itu sedianya dimulai pada 13 Juli ini.

Mereka melihat Jackson seperti ”sapi perah”, kata La Toya, dan membuat dia bergantung pada obat-obatan.

”Saya tidak akan berhenti sampai saya menemukan siapa yang bertanggung jawab. Mengapa mereka menjauhkan keluarganya? Ini bukan soal uang. Saya ingin keadilan bagi Michael. Saya tidak akan istirahat sampai saya tahu apa dan siapa yang membunuh saudara saya,” ujarnya.

Soal saat-saat sekitar kematian Jackson, La Toya menuturkan, Jackson ditemukan di ruang tidur dokter pribadinya, Conrad Murray. ”Michael berjalan dari kamarnya ke kamar dokter Murray. Apa yang terjadi di sana, kita tidak tahu,” ujarnya.

Dia tengah mengendarai mobil saat ibunya, Katherine, berteriak di telepon, ”Dia meninggal!”

”Saya hampir mengalami kecelakaan. Kaki saya lemas. Mereka membawa saya ke tempat di mana Michael dibawa. Ibu menangis, anak-anak Michael menangis,” ujarnye mengenang.

Dia juga mengaku bahwa sejumlah perhiasan hilang dari rumah Michael. Tidak ada uang tunai ditemukan meskipun biasanya Michael secara teratur menyimpan sekitar 1 juta dollar AS di rumah itu.

Mengenai pemakaman Jackson, La Toya mengatakan, saudaranya pasti tidak akan dimakamkan di Neverland, lahan peternakan luas milik sang bintang di utara Los Angeles.

Dia menambahkan, otak Jackson, yang diambil dari tubuhnya untuk otopsi dan uji racun, telah dikembalikan ke jenazah Jackson. Keluarga Jackson pernah menyatakan bahwa Raja Musik Pop itu tidak akan dimakamkan tanpa otaknya.

La Toya mengenang salah satu impian Jackson yang ingin berhenti dari dunia musik dan ingin menjadi sutradara film. ”Film pertama yang akan disutradarainya adalah sebuah film horor berjudul Thriller,” tuturnya.

Thriller adalah juga salah satu judul album Jackson.

”´This Is It´ benar-benar sebuah akhir. Dia tidak ingin pentas lagi,” kata La Toya.

Kini, keluarga Jackson tengah menunggu surat wasiat terbaru Jackson, yang diperbarui setiap lima tahun, pada tahun 2007. Surat wasiat yang diungkapkan dibuat tahun 2002. (AFP/FRO)

Tidak ada komentar: