Rabu, 18 Februari 2009

Noura al-Faez, Pembuka Jalan bagi Wanita


Rabu, 18 Februari 2009 | 00:10 WIB

Mustafa Abdul Rahman

”Ini baru awal perjalanan bagi kaum wanita Arab Saudi untuk mencapai karier yang lebih tinggi,” kata Noura al-Faez (53) begitu mengetahui berita soal penunjukan dirinya sebagai Deputi Menteri Pendidikan Arab Saudi, Sabtu (14/2).

Al-Faez adalah wanita Arab Saudi pertama yang dipercaya menduduki jabatan tinggi di negara itu. Televisi Al Arabiya melukiskan, penunjukan wanita untuk menduduki posisi tinggi di negara lain adalah hal biasa, tetapi di Arab Saudi adalah sebuah revolusi.

Kaum wanita di Arab Saudi selama ini mendapat pembatasan sedemikian rupa di berbagai bidang, seperti dalam urusan perjalanan, pengobatan, kepemilikan, kawin dan cerai, bahkan hingga saat ini dilarang mengemudikan kendaraan.

Jabatan-jabatan penting di berbagai bidang hanya bisa dijabat kaum pria. Ini terjadi karena fatwa dari kaum ulama menolak pencampurbauran antara kaum lelaki dan wanita. ”Saya mendapat berita lewat telepon tentang penunjukan saya,” ungkapnya.

Sudah menduga

Dia sudah menduga akan ada perombakan kabinet dan kaum wanita akan menduduki posisi penting dalam kabinet berikutnya. Namun, dia tidak menduga akan ditunjuk menduduki posisi penting itu. Al-Faez berjanji akan melakukan perubahan dalam tata cara pendidikan terhadap kaum wanita, sesuai nilai-nilai dan prinsip Arab Saudi.

Menurut dia, itu adalah sebuah pesan pada dunia tentang apa yang kini telah dicapai kaum wanita di Arab Saudi. ”Pesan itu khususnya terhadap dunia Barat yang selalu mempertanyakan proses reformasi yang dijanjikan pimpinan Arab Saudi dan selalu mengkritik nasib kaum wanita di Arab Saudi,” kata Noura al-Faez.

Dia menegaskan, misi besar terpenting pada masa mendatang adalah ingin mengantarkan kaum wanita di Arab Saudi mencapai pendidikan dan pengetahuan lebih baik di segala bidang. Namun, ia mengakui, masa depan kaum wanita di Arab Saudi masih sulit digambarkan karena tradisi menyangkut kaum wanita di negara itu telah sangat mengakar.

”Peran saya saat ini adalah terus memperjuangkan hak-hak kaum wanita di negeri ini hingga mereka lebih terlibat dalam mengambil keputusan, terutama di bidang pendidikan,” ujarnya.

Aktivis wanita Arab Saudi, Hatun al-Fasi, menyatakan bahagia karena Al-Faez dipercaya menduduki posisi penting. Ia berharap akan ada wanita-wanita lain yang ditunjuk menduduki posisi strategis.

Al-Faez mengatakan lagi, ”Saya yakin ini merupakan langkah awal yang akan diikuti masuknya kaum wanita pada posisi tinggi di kementerian lain. Merupakan kehormatan bagi saya ditunjuk menduduki posisi tinggi yang tak pernah dipegang kaum wanita sebelumnya,” kata Noura al-Faez di harian Asharq Al Awsat, Minggu (15/2).

Ditambahkan, ini juga merupakan kehormatan bagi kaum wanita di Arab Saudi. Noura al-Faez lahir di Provinsi Syaqra, Arab Saudi, tahun 1956. Ia adalah ibu dari lima anak, yakni tiga putra dan dua putri.

Dalam jenjang pendidikan, ia meraih gelar master pendidikan Jurusan Teknologi Pendidikan di Universitas Utah, AS, tahun 1982. Sarjana (S-1) Jurusan Sosiologi diraihnya dari Universitas Raja Al Suud, Riyadh, tahun 1978.

Ia juga mengambil diploma komputer di Lembaga Administrasi Negara, Arab Saudi, tahun 1984 dan master manajemen di Akademi Arab untuk Sains dan Teknologi, Alexandria, Mesir, tahun 1997.

Ia memberi pelatihan dan mengajar di Lembaga Administrasi Negara Arab Saudi tentang manajemen waktu, manajemen dalam tekanan kerja, manajemen pengembangan kemampuan berunding, manajemen kepemimpinan, kreasi administrasi, analisis problem, dan seni mengambil keputusan. Sejak Juni tahun 2001 ia menjabat Direktur Urusan Wanita di Lembaga Administrasi Negara.

Sejak Juni 2000 hingga Mei 2001, ia menjabat Direktur Sekolah Khusus Wanita di seluruh Arab Saudi. Dari tahun 1989 hingga 1993, Al-Faez menjabat sebagai penasihat dan pengarah tentang teknik pengajaran pada lembaga pengajaran khusus di Kementerian Kebudayaan.

Noura al-Faez memiliki karya ilmiah di bidang pendidikan, pelatihan, dan administrasi.

Dari tahun 1989 hingga 1995, ia diminta sebagai asisten profesor di Fakultas Pendidikan Universitas Raja Al Suud.

Dari tahun 1984 hingga 1988, ia menjabat sebagai pengajar dan ketua pada Pusat Teknik Pelatihan di Seksi Wanita Lembaga Administrasi Negara.

Ia juga tercatat sebagai anggota di beberapa lembaga di negara itu, di antaranya anggota Dewan Pimpinan Fakultas Sastra, anggota Dewan Pimpinan Pendidikan Kaum Wanita, anggota Komite Wanita di Universitas Raja Abdel Aziz, anggota Komite Wanita dalam panitia peringatan 100 tahun berdirinya negara Arab Saudi, konsultan di Lembaga Sosial Pangeran Salman, konsultan di Ikatan Perpustakaan Wanita, dan Ketua Komite Wanita di Forum Pengembangan Sumber Daya Manusia di Riyadh.

Tantangan tugas

Al-Faez menegaskan, dalam posisi sebagai Deputi Menteri, dia akan melaksanakan banyak program dalam pengembangan pendidikan kaum wanita dan akan membentuk tim kerja terpadu dengan dipimpin Menteri Pendidikan dan para deputinya untuk mencapai tujuan tersebut.

”Saya sadar tentang tantangan besar masa sekarang serta besarnya tanggung jawab dan obsesi yang ingin dicapai para pimpinan. Saya akan bekerja untuk mewujudkan obsesi itu di bidang pengembangan pendidikan dengan kerangka perencanaan yang tepat dan jelas,” tandas Al-Faez.

Al-Faez menyatakan pula, pengalamannya dalam pengajaran di institut-institut administrasi serta pelatihan dan birokrasi akan membantu dalam meletakkan strategi pendidikan dan pengajaran kaum wanita di Arab Saudi secara umum.

Tentang program unggulan yang akan segera dilaksanakan, Al-Faez mengatakan, ”Bicara tentang program mendatang masih terlalu dini. Masalah masa mendatang, kita harus memahami realitas dulu, baru kemudian melakukan pembaruan dan pengembangan tanpa harus menodai prinsip-prinsip yang sudah berjalan selama ini.”

Ia mengakui, tidak mengikuti semua perkembangan dan kondisi di bidang pendidikan di Arab Saudi, tetapi hanya mengetahui sebagian dari perkembangan bidang pendidikan itu. Karena itu, katanya, dia harus mempelajari dan memahami dulu realitas kondisi di bidang pendidikan dan setelah itu baru bisa bicara tentang masa mendatang yang kemungkinan besar akan terjadi pengembangan dan pembaruan.

Ia berjanji akan melanjutkan dan mengembangkan apa yang telah dilakukan para pejabat terdahulu di bidang pendidikan. ”Mereka telah berhasil mengatasi kesulitan dan problem,” tambahnya.

”Sedangkan tugas saya selanjutnya adalah melakukan pengembangan dan pembaruan karena keduanya sangat penting dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pengembangan adalah sebuah keharusan, sedangkan pembaruan adalah konsekuensi dari proses pengembangan itu,” kata Al-Faez.

Tidak ada komentar: