Markopolos |
Penolakan Madoff, pria Yahudi kelahiran Queens, New York City, 29 April 1938, membuat banyak warga kaya berlomba menjadi pelanggan Bernard Investment Securities LLC. Tak sedikit yang berlomba menjadi teman sepermainan golf dengan Madoff.
”Jika Anda kesulitan menempatkan dana, pilih saja Madoff,” demikian komentar soal kehebatan Madoff. Dalam 20 tahun terakhir, dia memberi keuntungan 12 persen per tahun setelah dipotong komisi 4 persen.
Adalah Frank Avellino, mantan karyawan Madoff, pada akhir 2008, yang turut memicu kebohongan besar Madoff, awal dari kisah lenyapnya lebih dari 160 miliar dollar AS dana investasi.
Avellino menyatakan telah digugat pembantu di rumahnya karena uang tabungan senilai 120.000 dollar AS lebih lenyap di perusahaan Madoff. Kemudian kepada putranya, Madoff yang beristrikan Ruth Alpern mengakui telah melakukan kesalahan.
Informasi ini
menjadi sumber keberanian Badan Pengawas Pasar Modal AS (US Securities and Exchange Comission/SEC) mengusut penipuan yang melenyapkan dana perorangan, lembaga, badan sosial, termasuk yayasan milik komunitas Yahudi.
Membuat ramai dan hebohnya kasus ini adalah tampilnya Harry Markopolos di Komisi Keuangan DPR AS, 4 Februari 2009 di Capitoll Hill, Washington. Di hadapan para anggota komisi, Markopolos yang ahli investasi itu mengatakan sudah tahu kebohongan Madoff di balik pengelolaan dana-dana investasi milik 13.500 nasabah, di antaranya bank-bank kaliber dunia seperti UBS (Swiss), Great Eastern (asuransi Singapura), aktor/aktris Hollywood, sutradara peraih hadiah Oscar, Steven Spielberg, hingga Larry King dari CNN.
Mengapa dan bagaimana lenyap? Ini masih misterius.
Pada 1999, ketika Arthur Levitt, Yahudi asal Brooklyn, New York, memimpin SEC 2001- 2003, Markopolos sudah memberi SEC informasi soal penipuan Madoff. Markopolos oleh anggota Kongres AS dijuluki sebagai pahlawan Yunani pada era modern.
Kisahnya, periode 1991-2004, Markopolos bekerja di Rampart Investment Management Co. Sejak berdiri pada awal dekade 1990-an, berita keuntungan perusahaan Madoff menyebar. Sang bos meminta Markopolos mempelajari cara Madoff meraih untung tinggi. Siapa tahu bisa ditiru.
Dibantu ahli matematika bernama Dan diBartolomeo, Markopolos melakukan simulasi. ”Tidak semua paham produk derivatif jika tak paham matematika,” kata Markopolos yang lahir 22 Oktober 1956 di Erie, Pennsylvania, AS. Simulasi melahirkan 25 model bernama Red Flags.
Dia juga bicara dengan berbagai pakar investasi, bankir, dan berkunjung ke Swiss. Kesimpulannya, tidak ada satu pun broker investasi mampu meraih rata-rata keuntungan 0,40 persen di atas London Interbank Offered Rate (LIBOR). Ini merujuk pada suku bunga pinjaman antarbank di pasar uang London yang secara empiris selalu di bawah 10 persen per tahun.
Ditabung di bank
Pertumbuhan ekonomi
Madoff, ayah dari Mark (lahir 1964 dan Andrew lahir 1966), pada Desember 2008 mengaku tak pernah menempatkan dana di bursa, tetapi ditabung di Chase Manhattan Bank atas namanya.
”Bisnis Madoff tidak lain adalah skema Ponzi,” kata Markopolos merujuk pada arisan berantai. Investor pertama dijanjikan dan diberi keuntungan tinggi dengan memakan uang masuk dari pelanggan baru.
Skema Ponzi mengambil nama Charles Ponzi, imigran Italia di Boston, yang melakukan hal serupa pada periode 1919-1921. Cikal bakal skema Ponzi adalah ulah serupa oleh pengusaha New York tahun 1899, William Miller.
”Pada tahun 2005, 2007, hingga 2008 saya sudah melapor ke SEC, termasuk informasi pembagian bonus Merrill Lynch. SEC tak peduli,” kata Markopolos yang pernah menjadi anggota pasukan khusus militer AS.
Georgia Markopolos, ibunya, menyebut putra sulungnya dari tiga bersaudara itu tidak bisa menerima penipuan dengan alasan moral. Sejak kecil, kata Georgia, Markopolos bukan tipe yang mudah menyerah walau menghadapi tantangan berat.
Setelah keluar dari militer, Markopolos terus mendalami investasi, bisnis, keuangan, dan lalu mendapatkan profesi sebagai analis, serta penyelidik keuangan bersertifikat. Dia juga gencar melakukan penyelidikan atas pengelolaan keuangan negara secara independen.
Di sela kesibukannya, dalam 10 tahun terakhir dia tak lelah melaporkan penipuan Madoff ke SEC saat dipimpin Harvey Pitt, keturunan Yahudi, periode 2001-2003. Aduan tidak didengar, tidak pula oleh Bill Donaldson (Ketua SEC, 2003- 2005), tidak juga oleh Christopher Cox.
Era kepemimpinan Presiden Barack Obama, yang menjanjikan pemberangusan kerakusan Wall Street, dan SEC di bawah Mary Schapiro, memberi angin segar kepada si ”peniup peluit”, termasuk Markopolos.
Terancam bahaya
Di dalam laporannya berjudul The World’s Largest Hedge Fund is a Fraud tahun 2005, Markopolos mengatakan, Madoff dan istrinya, adiknya Peter Madoff, adalah keluarga kuat terkait politik di AS. Di hadapan Komisi DPR AS Markopolos menyatakan, dia dan keluarganya merasa khawatir akan sebuah bahaya.
Madoff adalah mantan pejabat keuangan World Jewish Congress dan donatur rutin Partai Demokrat. Dia malang melintang di lingkungan keuangan New York dan pernah mengetuai Bursa Saham Nasdaq, tempat perusahaan-perusahaan berbasis teknologi mendaftarkan saham untuk dijual ke publik.
Ketika James Segel, orang suruhan Barney Frank, Ketua Komisi Keuangan DPR AS, membujuknya memberi kesaksian, Markopolos meminta identitas Segel. ”Anda harus yakin bicara dengan siapa,” katanya.
Justin Fox, kolumnis Time, menuliskan, ketika Markopolos mengadu ke SEC, jawaban yang didapat adalah, ”Harry diminta menjadi peneliti resmi dan terdaftar.”
”Buset!” kata Fox.
Fox menambahkan, Madoff memperlakukan pegawai SEC seperti anak buah. Ini memungkinkan Madoff memalsukan laporan keuangan Bernard Investment Securities LLC, yang terdaftar di SEC. Pada tahun 2007, Madoff mengatakan, ”Saya dekat dengan regulator. Keponakan saya menikahi seorang regulator.” Adiknya, Peter, juga merupakan orang yang disegani di bisnis keuangan di New York.
Atas keberaniannya, situs Boston.com menyebut Markopolos sebagai pahlawan. Boston Security Analyst Societty, 11 Februari, menganugerahi Markopolos medali perak atas keberaniannya.
SEC dan jaksa penuntut di New York lalu menjatuhkan dakwaan kepada Madoff dengan kesalahan.
Kini Markopolos menjadi bintang. Warga AS berterima kasih kepadanya. Media terus memburunya untuk wawancara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar